Jumat, 07 Maret 2014

Kabar Redaksi



Kabar Redaksi
Sejak majalah Komapo News diterbitkan (2009-2011), dua tahun (2012/2013) mulai redup dilanda berbagi persoalan mendasar seperti ketidaksiapan sumber daya manusia, anggaran, sampai pada keorganisasian. Kualitas dan kuantitas SMD untuk menjalankan majalah ini menjadi soal kemandekan Komapo News. Ditambah lagi kaderisasi (proses prekrutan,pembinaan, penempatan) demi pengembangan media mahasiswa Aplim Apom.
Manajemen keorganisasian baik internal maupun eksternal menjadi tantangan berat. Semua divisi di dalam majalah Komapo News ini terkesan tidak menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik. Persoalan mendasar lainnya adalah kendala anggaran. Penjualan Majalahpun tidak terorganisir sehingga tidak tercapai harapan yang diharapkannya.
Kami berfikir media ini amat sangat tepat bagi pengembangan diri mahasiswa terutama dalam tulis menulis. Oleh karena itu, perluh sekali untuk memperbaiki semua masalah yang dihadapinya. Sebagai sarana informasi perlu dibongkar ulang dan rekontruksi kembali. Kami hadir di hadapan pembaca dengan wajah yang berbeda dari sebelumnya. Kali ini majalah Komapo News dengan wajah Tabloid Komapo. Media ini dengan model Tabloid Komapo mempunai tantangan yang besar (jam terbang tinggi bagi wartawan Tabloid Komapo News).
Perluh kami sampaikan bahwa untuk menjalankan Tabloid ini membutuhkan tenaga ekstra. Untuk mendukung itu beberapa minggu yang lalu (Bulan Januari) kami mengadakan Pelatihan dasar-dasar Jurnalis. Dengan tujuan menyiapkan bekal bagi anggota Tabloid Komapo News untuk terjun ke lapangan kerja.
Tabloid Komapo News edisi pertama memberikan warna diantara sejuta masalah yang dihadapi bangsa ini. Rakyat ibukota misalnya saat ini sedang menghadapi masalah kebanjiran di saat -saat rakyat Indonesia tengah mempersiapkan pesta demokrasi. Selain itu, rakyat papua di bumi cenderawasih dihadapkan pada peta konfilik dan sejuta masalah yang kian membengkak.
Edisi pertama tabloid Komapo News memberikan informasi dan sekaligus mengajak pembaca yang budiman untuk mengenang  kisah di  kampong halaman. Kami menyajikan informasi seputar  persoalan yang dihadapi oleh rakyat di daerah pedalaman Papua lebih khusus Pegunungan Bintang.
Selamat Membaca

       

Tidak ada komentar: