Selasa, 11 Maret 2014

MAHASISWA PAPUA MENOLAK PIHAK PSKK UGM MELAKUKAN PENELITIAN DI LIMA KABUPATEN PAPUA SELATAN



 Yogyakarta, Komnews-Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (IPMAPA) Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan menolak kegiatan penelitian yang dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam hal ini Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) dengan menggandeng perusahaan ConocoPhillips. Penolakan itu diungkapkan mahasiswa Papua saat menggelar audiensi di halaman gedung PSKK UGM, Jumat (28/2/2014) kemarin.
Hasil Audensi Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua IPMAPA Dan Pusat Study Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah Mada (PSKK UGM) Yogyakarta PSKK UGM: Pengenalan organisasi atau lembaga pada tahun 2014 genap 37 tahun PSKK bersidiri. Pusat Study Kependudukan dan Kebijakan adalah lembaga kajian yang melakukan kajian atau penelitian dibidang social kemasyarakatan dengan sasaran kajian social,ekonomi dan budaya berdasarkan Indepensinya(tidak berpihak atau netral) sebagai lembaga yang berpihak kepada rakyat. UGM memiliki Pusat Study atau lembaga Kajian/penelitian sebanyak 35 lembaga penelitian yang di miliki oleh UGM dan bergerak diberbagai bidang. PSKK UGM telah melakukan kerja sama dengan pemerintah papua dan papua barat dan kerja samanya diberbagai bidang antara lain; Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya, dan Bidang perminyakan, pertambangan dan mineral. PSKK UGM adalah lembaga penelitian yang memiliki para peneliti-peneliti yang berasal dari UGM dan hubungan kerja samanya dengan lembaga-lembaga Internasional seperti,UNICEF, WHO ternaksud dengan pihak Conoco Phillips. Penelitian dilakukan pada aspek pengabdian masyarakat dan kependudukan dari sabang sampai merauke Melakukan pendampingan administrasi kampong dan desa Tujuan utam penelitian untuk mengetahui sosial,budaya, ekonomi masyarakat setempat Walaupun Kerja sama dengan lembaga-lemabag internasional, pemerintah daerah namun PSKK UGM tetap mengedepankan Peinsip Independensi dari lembaga tidak mendatangi Conoco Phillips tapi Conoco phiilips yang mendatangi pihak UGM ,ujarnya. Mahasiswa Papua: Pertanyaan kepada pihak PSKK UGM tentang hasil kajian tersebut akan dikemanakan, jawaban pihak PSKK UGM..hasil kajian atau penelitian tersebut akan diserahkan kepada perintah pusat SKK MIGAS, pemerintah daerah dan Conoco Phillips sebagai sponsor. Bagi kami pihak PSKK UGM yang telah dan sedang melakukan penelitian tidak memiliki ijin penelitian dari dewan adat papua bahkan kami mahasiswa papua jogja yang merupakan bagian dari masyarakat papua dan juga sebagai pemilik hak wilayah dari 7 wiyah dewan adat dipapua yang berada dijogjakarta. PSKK UGM sebagai lembaga independen seharusnya melihat kondisi riil atau fakta lapangan dimana ditingkatan masyarakat terjadi prokontra toh, pihak PSKK UGM tidak melihat konsisi tersebut sebagai bahan pertimbangan dan seharusnya bagi kami kondisi tersebut, pihak PSKK UKM bias mengambil sikap untuk memberikan bahan pertimbangan kepada pemerintah dan bahkan kepada pihak Conoco Phillips untuk berkordinasi dengan pemerintah daerah untuk terlebih dahulu menyelesaikan sengketa hak ulayat. Pertimbangan mahasiswa papua terhadap Perusahaan Conoco Phillips adalah perusahaan Amerika Serikat (Asing) terbesar peringkat 4 dunia sudah seharusnya keberadaan sudah mendapat persetujuan baik perintah dan masyarakat papua melalui lembaga adat dan masyarakat pemilik hak ulayat. Setidaknya apa investasi masyarakat didalam perusahaan atau apa kewenangan masyarakat sebagai pengambil kepetusan jika perusahaan Conoco Phillips beroperasi di papua dan juga apa tanggunng jawab Conoco Phillips terkait keselamatan lingkungan setempat, atau apa program jangka pendek dan jangka panjang Conoco Phillips bagi masyarakat papua. Rekrutmen mahasiswa papua untuk masuk dalam tim penelitian PSKK UM tidak melalui prosedur sebab kami mahasiswa papua mempunyai organisasi induk, Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua (IPMAPA) Yogyakarta sebagai wadah pemersatu mahasiswa yang mengayomi,melindungi dan membawahi Ikatan-ikatan kabupaten dari papua dan papua barat. Berdasarkan pengalaman dimana keberadaan PT Freeport Indonesia selama beroperasi dipapua apa dampak posotif bagi masyarakat papua, yang ada hanya berdampak buruk yang berkepanjangan bagi masyarakat papua terutama bagi masyarakat yang berada diarel PT FI. Kondisi tersebut menjadi keraguan bagi kami maka kami menyatakan sikap dengan tegas untuk menolak keberadaan PT Conoco Phillips untuk beroperasi di 5 wilayah adat di papua yang mencakupi wilayah Boven Digul, Wilayah Pegunungan Bintang, wilayah Mappi dan wilayah Asmat. Kesimpulan. Berdasarkan pertimbagan-pertimbangan tersebut maka kami mahasiswa dan juga sebagai masyarakat papua pemilik hak ulayat papua dari 7 wilayah adat papua yang berdomisili didaerah istimewa yogyakarta menolak kerjasama pemerintah papua dan pihak PSKK UGM dibidang perminyakan, pertambangan dan mineral di Papua dan Papua Barat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak PSKK UGM yang disponsori oleh Conoco Phillips dan bekerja sama dengan pemerintah daerah hanyalah untuk meloloskan kepentingan pihak perusahaan dan kepentingan PSKK bahkan pemerintah daerah setempat. Pihak PSKK UGM sudah tidak lagi berdiri sendiri sebagai lembaga independen yang mengabdi kepada masyarakat bahkan pihak PSKK UGM menyampingkan etika kelembagaan dalam melakukan penelitian. Sisi lainya, pihak-pihak yang bekerja sama baik pihak PSKK UM, Conoco Phillips dan Pemerintah daerah bahkan pemerintah pusat dalam hal ini SKK Migas sudah tidak lagi mengahargai tatanan budaya Masyarakat Papua. Maka sikap kami mahasiswa Papua sekaligus masyarakat pemilik hak Ulayat setanah papua dengan komitent untuk menyalamatkan Alam kami,manusia dan Budaya kami dengan menempatkan posisi independendsi sebagai mahasiswa sebagai control sosial dan juga generasi masa depan papua, kami akan bersama masyarakat untuk memperjuangkan hak-hak kami sebagai manusia papua di Tanah Papua.

PERNYATAAN SIKAP IKATAN PELAJAR MAHASISWA PAPUA (IPMA-PAPUA) DAERAH ISTIMEWE YOGYAKARTA
Berdasarkan pengalaman didaerah-daerah wilayah adat Papua lainya, disekitar areal PT Freeport Indonesia keberadaanya telah merubah pola kehidupan masyarakat, yang bukannya meningkatkan kemandirian masyarakat akan tetapi telah memberikan dampak negative bagi lingkungan masyarakat dan mata pencaharian masyarakat setempat, maka kondisi tersebut tidak terjadi lagi didaerah lainya. Lembaga pusat study kependudukan dan kebijakan (PSKK UGM) sebagai lembaga independen yang mana melakukan kajian ilmiah guna kepentingan masyarakat sebagai sasaran penelitiannya namun kondisi realitanya di masyarakat. Pada nyatanya PSKK UGM sebagai lembaga Independen Papua terutama masyarakat 5 wilayah adat, Boven Digul Pegunungan Bintang dan wilayah mappi terjadi pro dan kontra akan tetapi PSKK UGM tidak melihat kondisi tersebut pertimbangan. Fakta keberadaan berbagai lembaga kajian ilmiah yang dilakukan di Papua tidak pada penguatan kepentingan tatanan masyarakat setempat namun lebih kajiannya pada pemetaan tatanan masyarakat untuk membuka ruang bagi investor. Bagi kami melihat kajian-kajian yang telah ada dan sedang dilakukan termkasud PSKK UGM merupakan bagian dari melemahkan kepentingan masyarakat sebagai pemilik hak ulayat, maka oleh sebab itu kami atas nama mahasiswa-mahasiswi Papua dan juga sebagai masyarakat pemilik hak ulayat masa akan datang, dengan tegas menolak; 1. Kami mahasiswa papua dengan tegas menolak para peniliti dari Universitas Gajah Madah untuk melakukan penelitian di Papua dan Papua Barat. 2. Universitas Gajah Mada dan Pemerintah Papua Segera Mencabut Momerandom Of Understant (MOU) untuk melakukan penelitian dalam bidang pertambangan dan mineral/kekayaan alam bawah tanah, terkecuali dibidang pendidikan. 3. Tidak diperbolehkan Univesitas Gajah Mada manfaatkan mahasiswa Papua yang kuliah di UGM maupun alumi yang bekerja di Papua dan Papua Barat. 4. Hentikan segala bentuk kerja sama eksplorasi dan eksploitasi di Papua dan Papua Barat. 5. Kami mahasiswa papua yang mewakili 7 wilayah adat papua menolak kerja sama PSKK UGM dengan pemerintah Papua dan Papua Barat untuk melakukan kajian dibidang Sumber Daya Alam terutama kekayaan alam bawah tanah. Demikian pernyataan ini dibuat dan kami atas nama mahasiswa-mahasiswi papua menegaskan serta kami generasi masa depan Papua dan juga sebagai pemilik 7 hak wilayah kami akan selalu bersama rakyat akan berjuang mempertahankan alam kami. Yogyakarta 28 Ferbuari 2014

Tidak ada komentar: