Jumat, 17 Februari 2017

Pendidikan Kaum Tertindas (Paulo Freire)

Humanisasi merupakan fitrah manusia, fitrah inilah yang sering terlupakan dan dengan sengaja ditiadakan. Terlupakan dalam bentuk pengingkaran tersebutlah, justru humanisasi diakui dalam bentuk- bentuk perlakuan tidak adil, pemerasan, penindasan, dan kekejaman kaum penindas yang nantinya memunculkan perjuangan para kaum tertindas untuk menemukan kembali harkat kemanusiaan mereka yang hilang. Perlakuan tidak manusiawi dari kaum penindas akan mendorong para kaum tertindas untuk bertindak dalam perjuangan melawan penindasan. Masalah utamanya adalah bagaimana menciptakan suatu kondisi yang tidak membuat pola sesat ini terulang untuk sekian kalinya, dimana kaum tertindas yang nantinya bebas dari penindasan malah berbalik menjadi penindas.
Pendidikan yang membebaskan adalah pemecahannya dan diperlukan rekonsiliasi. Kontradiksi guru-murid harus dihapuskan, sehingga kedua-duanya secara bersamaan adalah guru dan murid. Pendidikan layaknya tempat penabungan, dimana murid menjadi celengan dan guru adalah penabungnya Konsep pendidikan gaya bank menjadikan murid sebagai benda dan gampang diatur, dengan begitu akan mengurangi atau menghapuskan daya kreasi para murid, serta menumbuhkan sikap mudah percaya, menguntungkan kepentingan kaum penindas. Konsep pendidikan gaya bank cenderung membedakan dua tahap kegiatan seorang pendidik, dimana guru mengamati sebuah objek lalu menceritakan kembali kepada murid tanpa melibatkan murid secara aktif dalam proses pengamatan objek tersebut.
Metode pendidikan hadap-masalah merupakan sikap revolusioner terhadap masa depan, dalam konsep ini murid bukanlah orang yang tertidas, mereka secara aktif dan sadar ikut serta dalam kegiatan belajar.
Pendidikan yang sejati tidak berjalan masing-masing, tetapi bersama-sama dan berdampingan. Berlawanan dengan konsep “tabungan” yang anti dialogis dan tidak komunikatif, isi program hadap masalah yang dialogis terdiri dari dan disusun menurut pandangan dunia para murid.
Anti dialogis adalah keharusan adanya penaklukan, setiap tindak penaklukan melibatkan seorang penakluk dan seseorang atau sesuatu yang ditaklukan. Pecah dan kuasai, manipulasi, dan serangan budaya, dalam hal ini serangan budaya merupakan tindakan lanjut dari memcah dan memanipulasi. Secara sadar penindas akan dengan sengaja memaksakan pemikirannya dan menghiraukan kemampuan atau potensi budaya dari orang lain atau kelompok lain. Kita harus sadar bahwasannya pendidikan bukanlah suatu yang netral, tetapi berpihak pada kepentingan kaum tertentu. Jadilah kebudayaan mereka yang secara dogma dan doktrin di paksakan kepada kaum minoritas, kaum yang secara sadar dirinya ditindas oleh kaum tertentu haruslah angkat senjata dengan gerakan revolusionar yaitu tindakan dialog.
Sebuah resume buku "Paulo Freire, Pendidikan Kaum Tertindas "


Tidak ada komentar: